Ubah Caramu Memimpin! Leadership di Era VUCA pada Industri 4.0

Banyak perusahaan yang gulung tikar karena tidak mengikuti perkembangan zaman, perubahan perilaku manusia dan ‘merasa aman-aman saja’. Apakah kamu masih berfikir atau bertindak demikian? silahkan baca sampai habis ya.

Pertama Industry 4.0 secara singkat yaitu pelaku industri membiarkan komputer saling terhubung dan berkomunikasi satu sama lain untuk akhirnya membuat keputusan tanpa keterlibatan manusia. Kombinasi dari sistem fisik-cyber, Internet of Things (IoT), dan Internet of Systems membuat Industry 4.0 menjadi mungkin, serta membuat pabrik pintar menjadi kenyataan.

Maka fenomena ini menjadi faktor mengapa belum lama ini banyak perusahaan besar bangkrut, kehilangan market, kehabisan modal dan berbagai faktor lainnya. Kejadian ini adalah sebuah fakta bahwa sistem bisnis saat ini sangat bisa cepat berubah karena perilaku manusia yang juga cepat berubah.

Di Indonesia, perkembangan Industry 4.0 sangat didorong oleh Kementerian Perindustrian. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, agar Indonesia dapat bersaing dengan negara lain di bidang industri, Indonesia juga harus mengikuti tren.

Maka sebagai seorang pemimpin di sebuah perusahaan, atau UMKM yang sedang dimulai bahkan organisasi yang sedang dijalani harus berbuat apa dan bagaimana agar mampu bertahan, bersaing dan survive menghadapi dinamika pada dampak dari perkembangan industri tersebut?

Hampir tiga dekade lalu, ilmuwan sosial di U.S. Army War College menciptakan akronim “VUCA” dalam upaya untuk menggambarkan lingkungan dimana mahasiswa mereka bekerja di masa depan. VUCA — singkatan dari Volatility, Uncertainty, Complexity dan Ambiguity.

Istilah VUCA ini banyak ditemukan dalam konteks geopolitik dan bisnis yang kesemuanya bertujuan menggambarkan sebuah lingkungan yang penuh dengan turbulensi. Konsep VUCA, pada kenyataannya, mengubah cara organisasi membuat keputusan, mengelola risiko, mendorong perubahan, dan memecahkan masalah. Kita akan membahasnya sebentar lagi, tapi mari kita bahas elemen VUCA terlebih dahulu.

  1. Disrupsi Teknologi
    Kemajuan baru dalam teknologi, dari blockchain hingga kecerdasan buatan, membentuk kembali pasar dan preferensi pelanggan setiap hari. Mengikuti tren seperti itu diperlukan untuk kelangsungan hidup jangka panjang, tetapi sulit untuk memprediksi investasi apa yang benar-benar berharga.
  2. Ketidakstabilan Pasar
    Dunia kita menjadi semakin tidak stabil yang berdampak pada perilaku pasar global dan lokal. Misalnya, serangan teroris, pemerintahan yang tidak stabil, dan krisis keuangan global telah mengganggu ekonomi dan hubungan global kita secara substansial.
  3. Persaingan Tinggi
    Jumlah wirausahawan pemula (sekitar 100 juta bisnis baru dibuka setiap tahun di seluruh dunia) yang artinya kompetisi menjadi memanas, para pesaing muncul lebih cepat dibandingkan dengan masa sebelumnya. Lingkungan bisnis telah menjadi medan pertempuran di mana hanya yang terkuat yang bertahan.
  4. Konsumen yang Berubah-ubah
    Dengan pilihan yang belum pernah ada sebelumnya, loyalitas konsumen jauh dari jaminan. Mereka menginginkan nilai yang lebih baik dan pengalaman pembelian yang lebih dipersonalisasi, membuat pelanggan lebih sulit untuk dimenangkan, engaged, dan dipertahankan.

Dalam merumuskan solusi menghadapi era VUCA seseorang harus memiliki keterampilan untuk menjawab berbagai tantangan alami perubahan bisnis yang terjadi pada era saat ini:

  • Volatility/Volatilitas
    Volatilitas merupakan sebuah kondisi ketidakstabilan yang diakibatkan oleh perubahan drastis atau cepat (Kail, 2010a dalam Jain 2019). Tantangannya tidak terduga dan mungkin durasinya tidak diketahui (Bennett & Lemoine, 2014). Maka seorang praktisi harus mampu:
    1. Menerjemahkan data menjadi informasi
    2. Komunikasi yang jelas
    3. Pastikan maksud anda dimengerti
  • Uncertainty/Ketidakpastian
    Ketidakpastian adalah keadaan di mana suatu peristiwa sama sekali tidak dapat diprediksi, atau dapat dikatakan tidak diharapkan sama sekali. Ada baiknya, Seorang praktisi harus merubah sikap dan perilaku:
    1. Memiliki perspektif baru
    2. Fleksible dengan keadaan
    3. Be visioner
  • Complexity/Kompleksitas
    Kompleksitas adalah kondisi ketika perusahaan mengalami masalah yang berkepanjangan dan rumit serta saling terhubung. Seorang pemimpin harus memiliki beberapa langkah antisipatif:
    1. Kembangkan pemimpin kolaboratif
    2. Berhenti mengikuti solusi gaya lama atau permanen
    3. Kader pemimpin inovatif dari sekarang
  • Ambiguity/Ambiguitas
    Ambiguitas adalah situasi di mana tidak ada yang jelas. Suatu peristiwa ditafsirkan secara berbeda oleh orang yang berbeda. Ada banyak manifestasi pada bagian kejelasan suatu peristiwa. Agar Anda tidak terjebak dan terlambat bertindak untuk menyelamatkan perusahaan Anda, berikut beberapa Langkah strategis yang dapat dilakukan:
    1. Dengarkan pendapat oranglain
    2. Ubah cara berfikir menjadi growth mindset
    3. Berikan benefit yang lebih luas

Industri 4.0 sudah kita rasakan kondisinya saat ini, konsep VUCA juga sudah lama disampaikan namun momentum ini adalah suatu yang tepat untuk mengadaptasi konsep tersebut. Sebagai seorang leader harus segera merespon fenomena ini dengan tepat dan akurat agar segala kemungkinan buruk yang sulit dihindari mampu perlahan dihadapi dan dilewati.

Tentunya semua itu akan berdampak sehat pada perusahaan, karyawan dan perekonomian dunia secara luas khususnya di indonesia.

Editor  : Muhammad Naim
Source : kominfo.go.id | id.hrnote.asia